Cukup cintai dia dalam diam
Cukup cintai dia dari kejauhan.
Cukup cintai dia dengan kesederhanaan.
Ya RABBI, ku titipkan cintaku pada Mu untuknya..
Sampaikan salam sayangQ pada'y, . . .
Allah, ku titipkan doa untuk dia pada-Mu,
bilang aku kangen ia . . .
Ħαª☺Ħαª☺Ħαª☺◦°˚☺
♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪ Thanks For Your Attend ♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪
Minggu, 28 September 2014
Minggu, 05 Mei 2013
(ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ c)
(ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ c)
Ya Allah kenapa ya, hidup aku seperti ini. aku mencoba beryukur aja deh.... huff
(⌣́_⌣̀)\('́⌣'̀ )
kalau dipikir-pikir sedih, tapi sudahlah... jalani saja takdir yang Allah berikan....
(ಥ ̯ ಥ) aku harus kuat, kesalahan apa yang kubuat harus aku perbaiki. SEMANGAT!!!!
Kamis, 25 Oktober 2012
Pengertian Bisnis
Pengertian Bisnis
Kata
bisnis di ambil dari bahasa Inggris “bussines” dalam bahasa Belanda “bestuur
rechts” yang berarti kegiatan
usaha. Menurut kamus bahsa Indonesia, Bisnis adalah usaha dagang, usaha
komersial dalam dunia perdagangan. Dalam UU NO.3 Tahun 1982 tentang Wajib
Daftar Perusahaan (UUWDP), pada pasal 1, huruf C ada dua istilah yang
digunakan, yaitu “Company” (bentuk
usaha yang berupa organisasi atau badan usaha) dan “bussines” (jenis usaha yang berupa akegiatan dalam bidang
perekonomian yang dilakukan secara erus menerus oleh pengsaha untuk memperoleh
keuntungan atau lebih).
Menurut Abdurrohman, bisnis adalah
suatu urusan atau kegiatan dagang, industri atau keunangan yang dihubungkan
dengan kegiatan produksi atau pertukaran barang atau jasa, dengan menempatkan
uang dari para entrepreneur dalam resiko tertu dengan motif untuk mendapatkan
keuntungan (Friedman, Jack. P).
Menurut Black, Business is employment, occupation, profession, or commercial activity
engaged in for gain, or livelihood. Activity or enterprise for gain, benefit,
advantage or livelihood.
Secara luas bisnis adalah
keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur
dan terus-menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang atau jasa maupun
fasilitas untuk diperjual belikan, dipertukarkan, atau disewagunakan dengan
tujuan mendapat keuntungan.
Dengan demikian, berdasarkan uraian
pengertian bisnis di atas, maka oleh Ricard Burton Simatupang (1996:1) kegiatan
usaha dalam bisnis dibedakan menjadi tiga bidang yaitu: Pertama, usaha dalam arti kegiatan perdagangan (commerce), adalah
keseluruhan kegiatan jual-beli yang dilakukan oleh oarang-orang atau
badan-badan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri ataupun antar negara
untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sebagai contoh kegiatan dealer, agen,
grosir, toko, dan lain-lain.
Kedua,
adalah usaha dalam arti kegiatan industri, suatu kegiatan memproduksi atau
menghasilkan barang atau jasa yang nilainya lebih berguna dari asalnya.
Contohnya adalah industri pertanian, perkebunan, pertambangan, pabrik semen,
pakaian, dan lain-lain.
Ketiga,
usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa (service), yaitu kegiatan yang
melaksanakan atau menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh perorangan
maupun suatu badan. Contoh: kegiatan untuk jasa perhotelan, asuransi,
pariwisata, pengacara, akuntan, dan lain-lain.
Kritik Kuznets Terhadap teori Rostow
Kritik
Kuznets Terhadap Teori Rostow
Berbagai kritik telah dikemukakan
oleh toeri Rostow. Salah satu pengkritiknya yang utama adalah kuznets dengan
menunjukan bebrapa sifat yang diperlukan agar suatu teori tahap-tahap
pertumbuhan ada manfaatnya, Kuznets menyatakan bahwa teori Rostow hanya
memiliki sebagian kecil saja dari sifat-sifat tersebut. Menurut kuznets, teori
mengenai tahap-tahap pertumbuhan ekonomi perlu ditanggapi dengan serius hanya
apabila dipenuhi beberapa syarat berikut :
ü Setiap
tahap harus merupakan tahap yang mempunyai ciri-ciri yang secara empiris dapat
diselidiki kebenarannya.
ü Ciri-ciri
setiap tahap tahap harus cukup nyata bedanya dengan tahap lainnya.
ü Harus
dijelaskan hubungkan analitis dengantahap sebelumnya, yaitu bentuk-bentuk
proses yang akan berlaku untuk mengakhiri suatu tahap tertentu dan menyebabkan
terciptanya tahap selanjutnya.
ü Hubungan
analitis engan tahap berikutnya juga harus dijelaskan.
ü Ruang
lingkup (universe) di mana teori
tersebut berlaku harus dengan tegas pula dinyatakan.
Kritik Terhadap Teori Tahap-Tahap
Pertumbuhan
Menurut
Kuznets, perbedaan diantara berbagai tahap dalam teori Rostow sangat kabur.
Tahap parasyarat untuk mncapai lepas landas dan tahap lepas landas sangat sukar
dibedakan karena beberapa ciri yang dinyatakan terdapat dalam tahap lepas
landas sudah berlaku pada tahap sebelumnya. Rostow menyatakan bahwa
perkembangan prasrana akan berlaku pada tahap sebelumnya. Rostow menyatakan
bahwa perkembangan dan kenaikan produktivitas sektor pertanian dan perkembangan
prasarana akan berlaku pada tahap prasyarat lepas landas. Hal ini hanya mungkin
berlakuapabila tingkat penanaman modal meningkat dengan cepat. Berarti kenaikan
penanaman modal yang cepat, yang dinyatakan oleh Rostow sebagai salah satu ciri
penting pada tahap lepas landas, sudah berlaku pada masa sebelumnya.
Ciri yang ketiga dalam tahap lepas
landas mengatakan bahwa telah ada atau akan segera tercipta suatu rangka dasar
politik, sosial dan institusional yang akan menciptakan atau menjadi pendorong
perluasan kegiatan ekonomi. Ciri seperti ini juga terdapat dalam sebelum lepas
landas. Juga dianggap, dalam tahap menuju ke arah kedewasaan. Ciri semacam ini
juga terdapat dalam tahap lepas landas. Satu-satunya ciri yang berbeda diantara
tahap menuju ke arah kedewasaan adalah mengenai perkembangan tingkat penanaman
modal. Sebagai salah satu ciri tahap lepas landas , dengan tegas dinyatakan
bahwa tingkat penanaman modal mengalami kenaikan yang sangat pesat, sedangkan
dalam tahap sesudahnya tidak dinyatakan dengan tegas apakah hal tersebut masih
berlaku atau tidak. Menurut Kuznets, adanya perbedaan yang tidak begitu nyata
antara ciri-ciri tahap lepas landas dengantahap sebelum dan sesudahnya
menyebabkan manfaat untuk membahas hubungan analitis antara tahap-tahap
tersebut sangat terbatas sekali.
Kuznets juga mengkritik kegagalan
Rostow dalam menyatakan ruang lingkup di mana teori berlaku, yaitu pada
masyarakat yang bagaimana teorinya berlaku. Walaupun tidak dinyatakan,
sebenarnya hal ini tidak sukar untuk diterka. Dari analisiss Rostow dapat
disimpulkan bahwa walaupun teorinya tersebut didasarkan kepada pembangunan yang
berlaku di negara maju, teori tersebut dimaksudkan untuk menunjukan tahap-tahap
pembangunan ekonomi yang akan dilalui oleh negara berkembang.
Kritik Terhadap Tahap Lepas Landas
Aspek yang lebih penting dari kritik
Kuznets terhadap teori Rostow adalah mengenai terbatasnya ciri-ciri dari teori
tersebut yang dapat diselidiki kebenarannya secara empiris. Menurut Kuznets
sebagian besar dalam ciri-ciri tahap pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan Rostow
tidak mudah diuji secara empiris, dan untuk yang dapat diselidiki, kenyataannya
yang diperoleh sangat berbeda dengan apa yang digambarkan Rostow. Dalam tahap
lepas landas, satu-satunya ciri yang dapat diuji secara empiris adalah kenaikan
tingkat penanaman modal dari 5 persen menjadi 10 persen.
Berdasarkan
tingkat penanaman modal di berbagai negara seperti dijelaskan di atas, Kuznet
mengemukakan kritik seperti berikit:
1.
Tingkat penanaman modal pada permulaan
tahap lepas landas di beberapa negara yang dinyatakan Rostow adalah lebih
tinggi daripada yang disinyalir Rostow, Yaitu 5 persen.
2.
Dalam tahap lepas landas tingkat
penanaman modal tidak berkembang menjadi dua kali lipat.
3.
Rasio modal produksi tidaklah tetap
sebesar 3,5 tetapi berbeda-beda di berbagai negara, dan dalam suatu negara
berbeda-beda pula dari satu masa ke masa lainnya.
4.
Seperti juga perkembangan tingkat
penanaman modal, yang pada umumnya mengalami kenaikan yang lambat pada tahap lepas
landas, pendapatan nasional mengalami perkembangan yang lambat dalm masa
tersebut.
Masalah Membedakan Berbagai Tahap
Adanya
ketidaksesuaian antara fakta-fakta yang terdapat di beberapa negara pada masa
di mana negara-negara itu dianggap oleh Rostow mencapai tahap lepas landas
dengan ciri-ciri tahap lepas landas seperti yang dikemukakannya, menyebabkan
Kuznets meragukan perlunya membedakan tahap lepas landas dengan tahap sebelum
dan sesudahnya. Keberatan Kuznets terhadap perlunya membedakan proses pertumbuhan
ekonomi dalam bebrapa tahap diperkuat pula oleh tiga pertimbangan lainnya.
Pertama,
adalah tidak mungkin membedakan antara masa di mana suatu negara mempersiapkan
dirinya mencapai pembangunan yang pesat dengan masa di mana pembangunan pesat
itu sudah mulai berlaku. Apabila suatu negara telah mempersiapkan diri untuk
memulai pembangunan yang lebih laju, maka pada waktu yang sama pembangunan yang
pesat sudah mulai terjadi. Lebih spesifik Kuznets mengatakan, ia tidak melihat
kemungkinan terciptanya kenaikan produktivitas pertanian yang akan
mengakibatkan kenaikan produksi bahan makanan perkapita dan menciptakan
tabungan yang menurut Rostow merupakan keadaan yang akan berlaku pada tahap
prasyaratuntuk lepas landas tanpa pembangunan yang pesat di sektor industri
pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Sektor-sektor inilah yang akan
menyediakan kesempatan kerja untuk tenaga kerja dari sektor pertanian yang
tidak dapat memperoleh pekerjaan disektornya sendiri, dan menyediakan
barang-barang yang diperlukan sektor pertanian sebagian akibat dari pendapatan
yang bertambah. Apabila berbagai sektor itu berkembang, maka pertumbuhan
ekonomi yang tercipta akan lebih pesat dari pada laju perkembangan yang
dinyatakan oleh Rostow pada tahap prasyarat lepas landas. Berarti menurut
Kuznets, pertumbuhan ekonomi yang pesat tidak terjadi pada tahap awal lepas
landas, tetapi pada tahap selanjutnya.
Kedua,
di samping mempunyai banyak persamaan, proses pmbangunan ekonomi di berbagai
negara mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Dua faktor penting yang menimbulkan
adalah: terdapatnya perbedaan keadaan masyarakat di berbagai negara pada taraf permulaan proses pembangunan, dan
masa dimulainya proses pembangunan perbedaan dalam corak pembangunan lebih
jelas kelihatan karena besarnya perbedaan yang ditimbulkan oleh warisan sejarah
masing-masing negara. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
perbedaan tersebut lebih kuat dari pengaruh dari faktor-faktor yang sama
sifatnya di berbagai negara yang juga mempengaruhi corak proses pembangunan.
Oleh sebab itu, dalam mengemukakan teori
tahap-tahap pertumbuhan haruslah ditunjukan bukan ciri-ciri yang sama tetapi
juga yang berbeda. Hal yang terakhir ini tidak disinggung Rostow dalam
mengemukakan teori tahap-tahap pertumbuhan ekonominya.
Ketiga,
dalam tahap berikutnya setelah tahap lepas landas dikatakan oleh Rostow bahwa
pembangunan akan bersifat self-sustained,
yaitu proses tersebut dengan sendirinya akan menciptakan kekuatan-kekuatan
yang mendorongpembangunan lebih lanjut. Hal ini dianggap Kuznets sebagai sifat
umum dari proses yang selalu bersifat self-sustained
pada setiap tingkat proses tersebut. Akan tetapi di samping itu, pada
setiap tingkat pembangunan terdapat pula kekuatan yang menciptakan self-limiting effects, dan laju
pembangunan ditentukan oleh faktor-faktor yang menciptakan masing-masing
kekuatan itu. Maka, menurut Kuznets proses pembangunan merupakan proses adu
kekuatan di antara faktor-faktor yang mendorong dengan yang menghambat
pembangunan, dan bukanlah suatu proses yang secara otomatis menciptakan
peningkatan taraf kegiatan ekonomi dari masa ke masa.
teori Rostow terhadap tahap-tahap pertumbuhan ekonomi
Teori
Rostow Terhadap Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi
Teori
tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan oleh W.W Rostow yang pada mulanya dikemukakan sebagai suatu artikel
dalam economic journal dan kemudian
dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya;
The Stage Of Economic Growth. Menurut Rostow proses perkembangan ekonomi
dasar dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara di dunia dapat
digolongkan ke dalam salah satu dari kelima tahap pertumbuhan ekonomi yang
dijelaskannya. Kelima tahap pertumbuhan itu adalah ;
1.
Masyarakat Tradisional (the traditional
society)
2.
Prasyarat untuk lepas landas (the
precondition for take-off)
3.
Lepas landas (take off)
4.
Gerakan ke arah kedewasaan (the drive to
maturity), dan
5.
Masa konsumsi tinggi (the age of high
mass consumption)
1. Masyarakat
Tradisonal
Rostow mengartikan
tahap masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat yang strukturnya
berkembang didalam fungsi produksi yang terbatas, yang didasarkan kepada
teknologi, ilmu pengetahuan, dan sikap masyarakat sebelum masa Newton. Yang
dimaksud oleh Rostow dengan masyarakat sebelum masa Newton adalah suatu masyarakat yang masih
menggunakan cara-cara berproduksi yang
relatif primitif dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh
nilai-nilai yang dicetuskan oleh nilai-nilai yang tidak rasional, tetapi oleh
kebiasaan yang telah berlaku secara turun-temurun.
Menurut Rostow dalam suatu
masyarakat tradisional tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas
pe-kerja masih sangat terbatas, oleh sebab itu sebagian sumber daya masyarakat
digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.
Dalam sektor ini stuktur sosialnya sangat bersifat hierarkis, yaitu
anggota masyarakat mempunyai kemungkianan yang sangat kecil sekali untuk
mengadakan mobilitas secara vertikal. Maksudnya disini, kedudukan seseorang dalam
masyarakat akan berbeda dengan kedudukan ayahnya, kakenya, dan nenek moyangnya.
Kecil sekali kemungkinan seorang anak petani menjadi tuan tanah atau kelas
masyarakat lain yang lebih tinggi dari petani. Jadi hubungan keluarga dan
kesukuan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap organisasi yang tedapat dalam
masyarakat dan dalam menentukan kedudukan sesorang dalam masyarakat.
Mengenai kegiatan politik dan
pemerintahan dalam tahap masyarakat tradisional, Rostow menggambarkan bahwa
walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, pusat dari
kekuasaan politik terdapat di daerah-daerah, ditangan tuan-tuan tanah yang
berkuasa dalam berbagai daerah. Kebijaksanaan pemerintah pusat selalu
dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanah di berbagai daerah tersebut.
2. Prasyarat Untuk Lepas Landas
Rostow
mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan perubahan
ciri-ciri penting dari suatu masyarakat: yaitu perubahan dalam sistem
politiknya, struktur sosialnya, nilai-nilai masyaraktnya, dan stuktur kegiatan
ekonominya. Apabila perubahan-perubahan seperti itu muncul, maka proses
pertumbuhan ekonomi dapatlah dikatakan sudah mulai berlaku (wujud). Suatu
masyarakat yang telah mencapai taraf proses pertumbuhan demikian sifatnya,
yaitu pertumbuhan ekonomi sudah lebih sering terjadi, sudah bolehlah dianggap
sebagai berada pada tahap prasayarat untuk lepas landas. Rostow mendefinisikan
tahap ini sebagai suatu masa transisi pada ketika dimana suatu masyarakat telah
mempersiapkan dirinya, untuk dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan
yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self-sustained growth). Menurut
Rostow pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan
berlangsung secara otomatis.
Tahap prasyarat untuk untuk lepas
landas dibedakan oleh Rostow dalam dua bentuk. Yang pertama adalah prasyarat
lepas landas yang dicapai oleh negara-negara Eropa, Asia, Timur Tengah, dan
Afrika; yang dilakukan dengan merombak masyarakat tradisional yang sudah lama ada.
Bentuk yang kedua adalah yang dicapai oleh negara –negara seperti Amerika
serikat, Kanada, Australia, dan Selandia baru, yang dapat mencapai tahap
prasyarat lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat tradisional
karena masyarakat di negara-negara itu terdiri dari imigran yang telah
mempunyai sifat-sifat yang diperlukan oleh sesuatu masyarakat untuk tahap
prasyarat lepas landas.
3. Lepas Landas
Dalam tahap lepas landas pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalu
terjadi. Awal dari masa lepas landas adalah masa berlangsungnya perubahan yang
sangat drastis dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan
yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Jadi faktor
penyebabnya dimulainya masa lepas landas berbeda-beda. Yang penting, sebagai
akibat dari perubahan-perubahan ini secara teratur akan tercipta
pembaruan-pembaruan (innovasions) dan peningkatan penanaman modal. Dan,
penanaman modal yang makin bertambah tinggi tingkatnya ini mengakibatkan
tingkat pertambahan pendapatan nasional menjadi bertambah cepat dan akan
melangkahi tingkat pertambahan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan
perkapita makin lama akan menjadi makin bertambah besar.
Tiga
ciri tahap lepas landas
1.
Terwujudnya kenaikan dalam penanaman modal
yang produktif dari lebih kurang 5 persen menjadi 10 persen dari Produk
Nasional Neto (Neto Natioanl Product atai
NNP).
2.
Terjadinya peningkatan satu atau bebrapa
sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.
3.
Adanya suatu Platform politik, sosila, dan institusional baru yang akan menjamin
berlangsungnya segala tuntutan perluasan di sektor modern, dan potensi ekonomi
ekstern (external economies) yang
ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga pertumbuhan dapat
terus-menerus berjalan.
Dalam
ciri yang ke-tiga di atas termasuk pula kemampuan untuk mengerahkan modal dari
sumber-sumber dalam negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri besar sekali
peranannya dalam menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang misalnya,
mencapai masa lepas landas tanpa sedikitpun mengimpor modal.
Rostow menekankan tentang perlunya
kenaikan tingkat penanaman modal sebagai prasyarat untuk mencapai lepas landas
karena hanya dengan terciptanya keadaan tersebut perekonomian dapat berkembang
lebih laju daripada tingkat pertambahan penduduk. Misalkan suatu perekonomian
mengalami pertambahan penduduk sebesar 1 sampai 1,5 persen dan rasio modal
produksinya (capital output ratio)
adalah 3,5 persen dari pendapatan nasional hanya untuk menjaga agar tingkat kesejahteraan
masyarakat tidak mengalami penurunan. Tingkat penanaman modal sebesar itu akan
menciptakan pertambahan dalam pendapatan nasional sebesar 1 sampai 1,5 persen,
berarti sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, untuk
menciptakan kenaikan tingkatpendapatan perkapita, tingkat penanaman modal yang
diperlukan haruslah lebih besar dari 5,25 persen.
4. Gerakan Ke arah Kedewasaan
Tahap
pembangunan yang berikut adalah gerakan ke arah kedewasaan, yang diartikan oleh
Rostow sebagai: masa di mana masyarakat
sudah efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor produksi
dan kekayaan alamnya.
Dalam tahap ini sektor-sektor
ekonomi berkembang lebih lanjut, sektor-sektor pelopor baru akan muncul untuk
menggantikan pelopor lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor
pemimpinan pada tahap gerakan ke arah kedewasaan coraknya ditentukan oleh
perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat tahap lepas landas yang berlaku,
dan juga oleh bentuk kebijakan pemerintah.
Dalam menganalisis ciri-ciri tahap
gerak ke arah kedewasaan, Rostow menekankan penelaahannya kepada corak
perubahan sektor pemimpin dan sektor industri pelopor di beberapa negara yang
sekarang ini telah menjadi negara maju, dan ia menunjukan bahwa di tiap-tiapp negara
tersebut jenis-jenis sektor pemimpin pada tahap sesudah lepas landas berbeda
dengan yang ada pada tahap lepas landas. Di Inggris, misalnya,
industri-industri kecil yang telah mempelopori pembangunan pada tahap lepas
landas telah digantikan oleh industri besi, batu bara, dan peralatan teknik
berat. Sedangkan di Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman dimana pengembangan
jaringan jalan kereta apai memegang peranan penting dalam menciptakan
pembangunan pada tahap lepas landas,
telah digantikan perannya sebagai sektor pelopor oleh industri baja dan
industri peralatan berat.
Selanjutnya Rostow menyinggung
ciri-ciri yang bersifat non-ekonomi dari masyarakat yang telah mencapai tahap gerakan ke arah
kedewasaan dan yang hampir memasuki tahap berikutnya. Ciri-ciri tersebut
adalah:
1. Struktur
dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri
bertambah penting, sedang sektor pertanian menurun. Kemahiran dan kepandaian para pekerja bertambah tinggi.
2. Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami
perubahan. Peranan manajer profesional kian
bertambah penting dan menggantikan kedudukan pengusaha yang merangkap
jadi pemilik.
3. Masyarakat
secara keseluruhan merasa bosan dengan keajaiban yang diciptakan oleh
industrialisasi. Dan kritik-kritik terhadapnya
mulai timbul.
5. Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap
terakhir dalam teori pertumbuhan Rostow adalah tahap konsumsi tinggi, yaitu
masa dimana perhatian masyarakat lebih menekankan kepada masalah-masalah
konsumsi dan kesejahteraan, dan bukan lagi kepada masalah produksi. Dalam tahap
ini terdapat tiga macam tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk
mendapatkan sumber daya yang tersedia dan dukungan politik, yaitu:
1. Memperbesar
kekuasaan dan pengaruh negara ke luar negeri, dan kecenderungan ini umumnya berwujud
penaklukan negara-negara lain.
2. Menciptakan
welfare state, yaitu kemakmuran yang
lebih merata bagi penduduk dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian
pendapatan yang lebih merata melalui sistem perpajakan progresif. Dalam sistem
perpajakan seperti ini, makin tinggi pendapatan makin besar pula tingkat pajak
atas peningkatan itu.
3. Mempertinggi
tingkat konsumsi masyarakat di atas konsumsi keperluan utama yang sederhana
seperti makanan, pakaian, dann perumahan menjadi konsumsi barang-barang tahan
lama dan mewah.
Sabtu, 01 September 2012
Senin, 14 Mei 2012
Langganan:
Postingan (Atom)